sama halnya dengan jangka sorong, micrometerpun dapat digunakan untuk mengukur benda kerja pada bagian luar dan bagian dalamnya. hanya saja untuk tiap jenis pengukuran digunakan jenis micrometer yang berbeda.
pengukuran dengan menggunakan micrometer akan mendapatkan hasil pengukuran yang presisi daripada menggunakan jangka sorong karena hal ini di dukung dengan hasil ukur yang dinyatakan dalam micro dengan 3 angka di belakang koma.
jenis jenis micrometer :
ada bebereapa jenis miccrometer seperti micrometer luar dan micrometer dalam. anda harus memilih micrometer yang sesuai dengan part atau objek yang di ukur. yang aling umum digunakan adalah :
- outside micrometers
- digital micrometers
bagian-bagian micrometer :
1. skala sleeve
yaitu bagian skala diam dengan nilai angka nominal (satuan).
pada skala sleeve terdapat dua bagian skala yaitu :
a. skala bagian atas ; dengan nilai setiap ruasnya adalah 1mm
b. skala bagian bawah ; dengan nilai setiap ruasnya adalah 0,5mm
2. skala thimble
a. skala thimble terdapat sebuah silinderyang dapat berputar ke kiri dan kanan mengikuti gerakan dari proses pengukuran.
b. skala thimble terdiri dari 50 ruas dengan nilai tiap ruasnya adalah 0,01mm
c. apabila skala thimble berputar dari angka nol sampai kembali lagi ke angka nol, akan di dapatkan jarak pergeseran sejauh 0,01x50=0,5mm, hal ini berarti hasil pengukuran akan bertambah atau berkurang 0,5mm tergantung ke arah mana gerakan skala thimble tersebut berputar.
3. ratchet
a. alat untuk mengontrol tekanan ujung micrometer saat menjepit/menekan benda kerja yang sedang di ukur.
b. lakukan putaran sebanyak 5 kali bunyi klik dari ratchet, saat ujung micrometer menjepit benda kerja.
c. jangan menggunakan tangkai micrometer untuk memutar, saat ujung micrometer pada posisi menjempit benda kerja yang sedang di ukur. hal ini menyebabkan kerusakan yang lebih dini pada micrometer tersebut.
4. spindle
poros yang bergerak karena adanya putaran pada thimble untuk menjepit benda kerja.
5. anvil
poros diam sebagai penahan saat benda kerja di jepit oleh spindle
6. frame
rangka dari micrometer
7. lock clamp
tuas pengunci spindle agar tidak bergerak.
SEMOGA BERMANFAAT.
Kamis, 08 Mei 2014
Rabu, 12 Maret 2014
teknologi injeksi
Fenomena pemanasan global saat ini menjadi isu internasional, hal ini dikarenakan jika pemanasan global di biarkan terus menerus maka akan mempunyai dampak yang sangat besar bagi dunia dan kehidupan mahluk hidup di dalamnya termasuk manusia itu sendiri,, salah satunya adalah terjadinya perubahan iklim di dunia yang memaksa pada terjadinya bencana alam yang tak terduka atau tidak terprediksi.
oleh karena itu beberapa negara di dunia bekerja sama dalam berbagai aspek untuk menekan tingkat pencemaran udara, salah satunya dengan membuat suatu regulasi yang mengatur ambang batas emisi gas buang CO (carbon monoxide), HC (hydro carbon) dan NOx (nitrogen oxide) pada sebuah kendaraan bermotor yang biasa dikenal dengan istilah EURO. hal ini dilakukan untuk menciptakan lingkungna yang lebih baik.
Standar EURO adalah acuan tata kelola kualitas udara yang digunakan oleh sebuah negara dan standar ini telah dipakai di hampir seluruh negara di dunia termasuk indonesia.
pemerintah indonesia sendiri juga mulai menerapkan standar EURO 3 mulai 1 agustus 2011. ini menjadi tantangan berat bagi AHM selaku produsen sepeda motor HONDA karena tuntutan regulasi yang makin ketat dalam pengaturan emisi gas buang pada sepeda motor.
TEKNOLOGI INJEKSI atau yang biasa kita kenal dengan sistem PGM-FI yang telah di kembangkan oleh honda sejak 1981 dan sampai saat ini berkontribusi dapat menekan kadar emisi yang dihasilkan oleh ruang bakar (CO.HO, dan NOx) pada sebuah sepeda motor, sehingga system PGM-FI lebih mudah mencapai standar yang lebih tinggi , misalnya EURO 3.
Standar emisi EURO sangat berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya kualitas udara di suatu negara.
dengan mengunakan EURO 3 akan membawa banyak keuntungan bagi banyak pihak, bagi masyarakat umum, industri maupun pemerintah.
bagi masyarakat umum khususnya konsumen pengguna sepeda motor, hal ini sangat bermanfaat yaitu konsumsi bahan bakar yang jauh lebih irit, yang lebih penting adalah gas buang yang keluar lebih ramah lingkungan, dengan bahan bakar lebih irit dan ramah lingkungan dapat mengurangi biaya bahan bakar tiap harinya, serta berkurangnya beban biaya kesehatan akibat kualitas udara yang menurun.
berikut BUKU MUTU perbandingan antara EURO 1, EURO 2, dan EURO 3
EURO 1 CO (g/km) HC (g/km) NOx (g/km)
- 2 stroke 8 4 0,1
- 4 stroke 13 3 0,3
EURO 2
- <150 cc 5,5 1,2 0,3
- >150 cc 5,5 1,0 0,3
EURO 3
- <150 cc 2,0 0,8 0,15
- >150 cc 2,0 0,3 0,15
SEMOGA BERMANFAAT.......
oleh karena itu beberapa negara di dunia bekerja sama dalam berbagai aspek untuk menekan tingkat pencemaran udara, salah satunya dengan membuat suatu regulasi yang mengatur ambang batas emisi gas buang CO (carbon monoxide), HC (hydro carbon) dan NOx (nitrogen oxide) pada sebuah kendaraan bermotor yang biasa dikenal dengan istilah EURO. hal ini dilakukan untuk menciptakan lingkungna yang lebih baik.
Standar EURO adalah acuan tata kelola kualitas udara yang digunakan oleh sebuah negara dan standar ini telah dipakai di hampir seluruh negara di dunia termasuk indonesia.
pemerintah indonesia sendiri juga mulai menerapkan standar EURO 3 mulai 1 agustus 2011. ini menjadi tantangan berat bagi AHM selaku produsen sepeda motor HONDA karena tuntutan regulasi yang makin ketat dalam pengaturan emisi gas buang pada sepeda motor.
TEKNOLOGI INJEKSI atau yang biasa kita kenal dengan sistem PGM-FI yang telah di kembangkan oleh honda sejak 1981 dan sampai saat ini berkontribusi dapat menekan kadar emisi yang dihasilkan oleh ruang bakar (CO.HO, dan NOx) pada sebuah sepeda motor, sehingga system PGM-FI lebih mudah mencapai standar yang lebih tinggi , misalnya EURO 3.
Standar emisi EURO sangat berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya kualitas udara di suatu negara.
dengan mengunakan EURO 3 akan membawa banyak keuntungan bagi banyak pihak, bagi masyarakat umum, industri maupun pemerintah.
bagi masyarakat umum khususnya konsumen pengguna sepeda motor, hal ini sangat bermanfaat yaitu konsumsi bahan bakar yang jauh lebih irit, yang lebih penting adalah gas buang yang keluar lebih ramah lingkungan, dengan bahan bakar lebih irit dan ramah lingkungan dapat mengurangi biaya bahan bakar tiap harinya, serta berkurangnya beban biaya kesehatan akibat kualitas udara yang menurun.
berikut BUKU MUTU perbandingan antara EURO 1, EURO 2, dan EURO 3
EURO 1 CO (g/km) HC (g/km) NOx (g/km)
- 2 stroke 8 4 0,1
- 4 stroke 13 3 0,3
EURO 2
- <150 cc 5,5 1,2 0,3
- >150 cc 5,5 1,0 0,3
EURO 3
- <150 cc 2,0 0,8 0,15
- >150 cc 2,0 0,3 0,15
SEMOGA BERMANFAAT.......
Sabtu, 01 Maret 2014
system ADS
1.
ADS
( automatic decompression system)
Yaitu system yang berfungsi untuk membocorkan
kompresi dengan memanfaatkan gaya inersia yang terjadi di akhir pergerakan
langkah piston, sehingga saat dilakukan starting awal lebih ringan.
System ini digunakan khusus pada motor honda type cub. Tujuan penggunaan sytem ini adalah untuk memperingan tekanan kaki pada
saat melakukan kick starting.
Hal ini dapat terjadi karena katup buang terbuka
pada posisi langkah kompresi sewaktu engine dimatikan.
Adapun cara kerja ADS sebagai berikut :
1. Sewaktu
engine dimatikan , poros engkol masih berputar mendorong piston (akibat moment
inersial) melakukan langkah kompresi.
2. Sewaktu
piston mendekati TMA , tekanan kompresi sudah cukup tnggi dan piston berhenti
sesaat.
3. tekanan
piston kemudian mendorong piston ke bawaH , pada engine lain piston akan
didorong hingga TMB, tetapi pada engine ADS, tidak demikian halnya,engine ini
dilengkapi dengan DECOMPRESSION CAM, decompression akan mendorong / membuka
katup buang bila poros engkol bergerak balik , sehingga tekanan kompresi tidak
lagi mendorong piston ke bawah melainkan terbuang ke knalpot.
ADS ada 3 macam :
a.
ADS dengan system konvensional
digunakan pada motor Honda astrea 800-supra 100
b.
ADS
dengan system plunger
digunakan pada motor
Honda kirana , karisma dan supra x 125
c.
ADS
dngan system decompresson weight
dignakan pada motor Honda vario.
SEMOGA BERMANFAAT......
Rabu, 26 Februari 2014
Minggu, 10 November 2013
pengertian busi dan penyebab busi mati
![]() |
wabbypurwo.blogspot.com |
BUSI
Busi adalah
suatu suku cadang yang dipasang pada mesin pembakaran dalam dengan ujung
elektroda pada ruang bakar, busi dipasang untuk membakar bensin yang telah
dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian
tengah busi terdapat elektroda yang dihubungkan dengan kabel ke coil pengapian
(ignition coil) di luar busi, dan dengan ground dibawah busi, membentuk suatu
celah percikan di dalam silinder. Hak paten untuk busi di berikan pada NIKOLA TESLA,
RICHARD SIMMS, ROBERT BOSCH dan KARL
BENZ yang dianggap merupakan perancang
busi.
![]() |
wabbypurwo.blogspot.com |
CARA KERJA
Busi tersambung ke tegangan yang
besarnya ribuan volt yang dihasilkan oleh ignition coil. Tegangan listrik dari
coil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektroda dibagian tengah busi
dengan yang dibagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara
yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan,
struktur gas diantara kedua electrode tersebut berubah. Pada saat tegangan
melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, gas gas tersebut mengalami
ionisasi dan yang tadinya bersifat insulator berubh menjadi konduktor. Setelah ii
terjadi, arus electron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya electron, suhu
dicelah percikan busi naik drastic sampai 60.000 K. suhu yang sangat ringgi ini
membuat gas yang telah terionisasi memuai dengan cepat seperti ledakan kecil, inilah percikan busi
yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir.
Penyebab busi mati :
a. Secara teknis :
1.
Over heat, sehingga elektroda di dalam
keramiknya patah
2.
Antara kutub positif dan negative terhubung
singkat/ mempunyai nilai tahanan,
terkadang tidak bisa dibaca dengan ohm meter kecuali menggunakan megger
3.
Campuran bahan bakar yang terlalu kaya, sehingga
menyebabkan penumpukan karbon/ gas buang yang tidak sempurna
4.
Karena elektroda aus, sehingga gap elektroda
terlalu jauh
5.
Cdi lemah sehingga tak dapat menyuplai pengapian
secara stabil
6.
Isolator keramik pada busi retak atau pecah,
sehingga menyebabkan kebocoran arus
7.
Tegangan output coil yang terlalu tinggi,
sehingga loncatan electron terlalu besar
8.
Salah spesifikasi, missal untuk harian memakai
type dingin, padahal idealnya memakai busi type panas, sehingga suhu kerjanya
tidak sesuai
9.
Knocking, karena busi mendapat tekanan ledakan
sebelum kompresi puncak dan waktu percikan api keluar.
b. Secara non teknis :
1.
Bisa karena kena air sewaktu hujan atau dicuci
2.
Busi sudah lama/waktunya penggantian busi sesuai
standard
3.
Cop busi yang rusak sehingga tidak ada
konektifitas aliran pengapian sampai ke busi
S E M O G A B E R M A N F A A T
S E M O G A B E R M A N F A A T
Langganan:
Postingan (Atom)